-->

Gara-gara Eka

gara-gara-eka
Musim hujan sama dengan kebocoran.Seno tahu pasti usulannya pada pemilik kontrakan tak pernah digubris sama sekali.Padahal ia sudah menempati kontrakan ini lima tahun.Kalau dihitung-hitung,semenjak pemilu jokowi vs prabowo episode pertama.

Sejak tinggal dikontrakan semi permanen itu.Hal aneh sering terjadi pada diri seno.Ia mudah marah pada hal-hal sepele.Sampai isterinya pun sering dibikin kewalahan dengan tingkah laku suaminya.Padahal dulunya sikap seno biasa-biasa saja.

"Ini sayur mau kamu awetin,ya bu?"Kata Seno sambil marah-marah kecil.

"Keasinan?"

Ningsih mengelus dada,ia ingat betul pertama berumah tangga sikap suaminya terkesan romantis.Tak ada cerita suaminya marah-marah gara-gara urusan sepele macam kali ini.

"Ngga jadi makan deh."Kata seno.

"Terus mau makan dimana?"

Seno sudah keburu keluar rumah.Seno pasti akan ke kandang ayam dibelakang kontrakan.Apa saja,ia kerjakan.Membersihkan kandang-kandang itu atau yang paling konyol seno mengawinkan secara paksa ayam betina-betina yang ada dikandang dengan ayam bangkok kesayangannya.

Ayam-ayamnya lumayan banyak sekitar ada sepuluh ekor.Enam betina dan empat jantan.Dari semua ayam peliharannya,semuanya mempunyai nama-namanya masing-masing.

Betina yang besar dan warnanya hitam,ia namakan si merry.Ia mempunyai alasan sendiri kenapa ayam yang paling semok itu ia beri nama seperti itu.Dulu ia pernah punya pacar sebelum menikah dengan ningsih isterinya yang sekarang.Lantaran sering cekcok gara-gara tak mau diajak nikah.Akhirnya seno dan merry putus.Sebagai dendam sakit hatinya nama merry itu ia sematkan pada ayamnya itu.

Sedangkan si belang hitam,belang putih,hitam kecil,putih kecil, dan putih besar ia namakan merry 1 sampai 5.Mungkin dendamnya sudah kelewat batas sehingga hanya ada satu nama yang cocok,yakni  merry ,sebuah nama yang pantas untuk babon-babonnya itu.

Sedangkan jantan-jantannya ia kasih nama secara sembunyi-sembunyi,karena ini nama paling sensitif,Parto.Ini nama mertuanya sendiri.Bisa gawat kalau ningsih tahu kalau ayam-ayamnya ternyata mempunyai nama seperti bapaknya.Ketiga ayam jantannya berturut-turut ia memberinya nama parto 1,parto 2 dan parto 3. Hanya seno yang tahu alasannya.

Terkhusus untuk ayam bangkok kesayangannya ia memberi nama si robin.Jelas begitu,karena si robin ini sering memenangkan duel.Sudah banyak taruhan ia dapatkan melalui ayamnya ini.

"Pak,anakmu belum makan, belum pulang dari tadi."Ningsih berkata dari pintu.

Seno mendengus sedikit kesal.Perasaan kesal yang ia endap toh masih kalah dengan rasa sayangnya pada anak semata wayangnya,Danu,anak lelakinya yang masih berusia 5 tahun.Akhirnya lelaki itu beranjak juga.

"Kemana dia?"

"Kayanya dia main tadi sama rehan,anaknya mbak lastri."

Sejurus kemudian seno melangkah.Belum sempat lelaki itu mencapai pintu depan.Suara ketukan pintu membuat lelaki itu cepat-cepat menghampiri arah sumber suara.Ketika ia membuka pintu.Nampak si danu dengan mbak lastri didepan pintu.Si danu langsung masuk ke dalam dengan menggendong seekor anak kucing di tangannya.

"Lho,mbak kok repot-repot nganterin si danu.Baru saja mau tak susul."

"Nggak apa-apa mas,habisnya si danu berantem melulu sama si rehan gara-gara anak kucing."
"Oh.."

"Sudah mas,aku pamit dulu ya."

"Oh,iya terima kasih sudah nganterin si danu."

Setelah mbak lastri pergi.Seno menghampiri isterinya yang sedang mempersiapkan makan siang untuk anaknya.

"Danu,sini sama bapak."

"iat  pak..anu unya ana ucing.."Kata danu pada bapaknya.Maksudnya Lihat pak,danu punya anak kucing.

"Danu abis berantem ya sama rehan."

"heeh.."

"Eh,nggak boleh berantem kalau sama teman sayang."Kata ningsih menimpali.

Danu kecil hanya terdiam.Anak kecil itu duduk diam dalam pangkuan seno.

"Mas seno...?"Kata ningsih.

"Ada apa?"

"Sudah punya uang untuk bayar kontrakan bulan ini,mas?"

"Biarin saja,biarin bu eka sendiri yang ngambil ke sini.Ngapain mesti repot kita yang harus kesana."

"Eh,jangan begitu dong mas.."

"Aku kesel,masa keluhanku agar dia menyuruh tukang untuk membetulkan atap kontrakan tak pernah ditanggapi dan lagi masalah air kadang hidup kadang mati.Bayaran kontrakan  malah mintanya naik..naik saja"

"Awas mas..jangan kesulut emosi terus,nggak baik."

Seno melihat anak semata wayangnya sedang bermain dengan anak kucing.Timbul dalam pikirannya untuk melampiaskan amarahnya.

"Seno?Kesini kucingnya bapak pinjam."

Anak kecil itu menurut saja dengan arahan bapaknya.

"Nah,seno!sekarang bapak kasih nama kucingmu dengan eka.."

"Aciiik..ucing anu unya ama..aciiik..eka..eka.."Danu terlihat sumringah karena kucingnya mulai sekarang sudah bernama.

"Hus!ada-ada saja mas ini,ngasih nama kucingku kok kaya nama yang punya kontrakan."

Tok..tok.
Suara pintu depan diketuk orang.

"Dah,sana kamu yang buka!"kata seno pada istrinya.

"Mbuuu..itut.."Seru danu sambil menggendong kucingnya.Anak kecil itu menguntit ibunya sampai lari terbirit-birit.

Terdengar percakapan dari ruang tamu.Kuping seno menangkap kalau tamu yang berkunjung ke kontrakannya kali ini,tidak lain tidak bukan adalah pemilik kontrakan.

"Gimana ning,udah tahu kalau sekarang udah waktunya bayar kontrakan.."

"Oh itu bu,maaf saya belum bisa bayar langsung ke rumah.."

Si danu kecil mencekik-cekik anak kucingnya didepan tamu ibunya.Karena melihat kelakuan anak kecil yang tidak tahu cara memperlakukan binatang peliharaan,tentu saja mengundang perhatian ningsih dan tamunya.

"Nda apa-apa kok ning,..Eh danu..kok mainannya kucing sih..jangan dicekik nanti sakit kucingnya"

"iya bu te..."Jawab danu sambil melepaskan cekikan kecilnya pada anak kucing itu.

Bu Eka meraih anak kucing itu dan membelainya dengan sayang.

"Kucingnya Namanya siapa,sayang?"Kata bu eka kepada danu.

"Eka.."Jawab danu dengan polos.








Gara-gara Eka