Nafasku hampir habis.Jantungku berdebar kencang.Bergetar tubuhku seperti terimbas gempa bumi 7 skala richter yang merembet lewat trotoar yang sedang kupijak.Jelas!Ini tragedi.Ini sungguh memalukan.Kenapa tidak ? aku hampir mati justru untuk urusan sepele.Aku nervous dihadapan sesosok jangkung semampai manis yang baru turun dari sebuah mobil.Cuih!
"Kamu yoga,khan?"Suaranya pelan membelai kupingku.Jarinya melentik dan menunjuk ke arahku.
Eits!
Aku mencoba mengurai ingatan tentang sosok yang ada didepanku ini.Hilir mudik aku bergerak didepannya.Tapi aku tak menemukan sesuatu pun didalam isi kepalaku.Harum aroma kopi robusta dari arena coffee shop yang tak jauh dari kami berdiri memilin-milin bulu hidungku.Biasanya jika aku mencium aroma kopi,otakku mudah mengingat sesuatu.Tapi kali ini aroma kopi tak cukup untuk membuat kepalaku ringan.
"Kamu yoga,khan?"Suaranya pelan membelai kupingku.Jarinya melentik dan menunjuk ke arahku.
Eits!
Aku mencoba mengurai ingatan tentang sosok yang ada didepanku ini.Hilir mudik aku bergerak didepannya.Tapi aku tak menemukan sesuatu pun didalam isi kepalaku.Harum aroma kopi robusta dari arena coffee shop yang tak jauh dari kami berdiri memilin-milin bulu hidungku.Biasanya jika aku mencium aroma kopi,otakku mudah mengingat sesuatu.Tapi kali ini aroma kopi tak cukup untuk membuat kepalaku ringan.
"Nona ini siapa ya?"Aku menyerah dengan segera menyodorkan sebuah pertanyaan.Ia terkejut sesaat dan mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum.Kurasa ia sudah memaklumiku.
"Tapi kamu bener yoga,khan?"
"Bener,kok kamu tahu?"Jawabku sambil membathin kalau cewek ini rada nyosor juga.
Kembali ia tertawa enteng.Ia menggerakan telunjuknya dan memain-mainkan bibir merahnya.Dan sama sekali tak memperdulikanku yang kian bertambah nervous.Daripada pikiranku malah jadi kotor mataku jalang memandang orang-orang yang berlalu lalang di trotoar yang seakan tak peduli pada kami yang sedang berdiri.Mereka terus menyelinap melewati kami.
"Yoga yang sering mengerjai pak dirman,tukang kebun sekolah dengan mengoles balsem di kursinya,betul khan?"
Alamak!
Sepertinya ia tahu aku lebih jauh.Perkataanya barusan sudah cukup menebak ia bukan orang sembarangan.Memang benar , aku sering iseng sewaktu masih di SMA.Dan korban keisenganku itu termasuk Pak Dirman, tukang kebun sekolah yang sering melaporkan aku kalau kedapatan mau membolos lewat belakang pagar sekolah.Uh !peristiwa itu sudah jauh terjadi : sepuluh tahun lalu.
"Maaf nona,bukannya aku sombong.Tapi aku memang benar-benar tak ingat tentang kamu.Maaf!"
Dalam kesempatan sempit aku menguras ingatan kembali tentang wajah-wajah culun sepuluh tahun yang lampau.Si mirna yang teteknya seperti emak-emak yang baru lahiran,Si teti yang yang rambutnya sering dikepang buntut kuda,Si Juwita yang hitam manis berkaca mata,atau si loli yang putihnya seperti michele yeoh lawan main jacky chan.Tapi yang ku ingat selain yang kusebutkan pun tak ada yang mirip dengan perempuan lawan bicaraku ini.
"Hmm,aku tahu kamu pasti sedang mencoba mengingat salah satu dari teman-teman wanitamu," tangannya menepis angin "percuma,bos!kamu takkan bisa menebakku.Begini saja,apa kamu masih ingat tentang cowok feminin yang pernah kamu kerjain dengan menyembunyikan celananya."
Busyet!!!
Mendengar penuturannya,aku melayangkan ingatan dan lagi-lagi membalik ke masa sepuluh tahun lalu.Memang betul aku pernah menjahili seorang cowok feminin.Namanya Jodi,lengkapnya Jodita pratama.Sangat feminin,bukan?
Si jodi ini anak seorang pengusaha toko bangunan,bapaknya oriental dan ibu jawa-manado.Makanya temanku yang satu ini juga parasnya agak mirip-mirip bintang film hongkong.Anaknya sih baik,cuman karena gayanya yang mellow gitu.Aku sering meledeknya di kelas karena urusan keteknya yang agak sedikit bau bawang putih.Sampai suatu waktu,kami pernah bertengkar di kelas karena aku mengatainya 'si jodi bau ketek'.Ia tak terima dan kami pun bertengkar mulut.
"Bener,kok kamu tahu?"Jawabku sambil membathin kalau cewek ini rada nyosor juga.
Kembali ia tertawa enteng.Ia menggerakan telunjuknya dan memain-mainkan bibir merahnya.Dan sama sekali tak memperdulikanku yang kian bertambah nervous.Daripada pikiranku malah jadi kotor mataku jalang memandang orang-orang yang berlalu lalang di trotoar yang seakan tak peduli pada kami yang sedang berdiri.Mereka terus menyelinap melewati kami.
"Yoga yang sering mengerjai pak dirman,tukang kebun sekolah dengan mengoles balsem di kursinya,betul khan?"
Alamak!
Sepertinya ia tahu aku lebih jauh.Perkataanya barusan sudah cukup menebak ia bukan orang sembarangan.Memang benar , aku sering iseng sewaktu masih di SMA.Dan korban keisenganku itu termasuk Pak Dirman, tukang kebun sekolah yang sering melaporkan aku kalau kedapatan mau membolos lewat belakang pagar sekolah.Uh !peristiwa itu sudah jauh terjadi : sepuluh tahun lalu.
"Maaf nona,bukannya aku sombong.Tapi aku memang benar-benar tak ingat tentang kamu.Maaf!"
Dalam kesempatan sempit aku menguras ingatan kembali tentang wajah-wajah culun sepuluh tahun yang lampau.Si mirna yang teteknya seperti emak-emak yang baru lahiran,Si teti yang yang rambutnya sering dikepang buntut kuda,Si Juwita yang hitam manis berkaca mata,atau si loli yang putihnya seperti michele yeoh lawan main jacky chan.Tapi yang ku ingat selain yang kusebutkan pun tak ada yang mirip dengan perempuan lawan bicaraku ini.
"Hmm,aku tahu kamu pasti sedang mencoba mengingat salah satu dari teman-teman wanitamu," tangannya menepis angin "percuma,bos!kamu takkan bisa menebakku.Begini saja,apa kamu masih ingat tentang cowok feminin yang pernah kamu kerjain dengan menyembunyikan celananya."
Busyet!!!
Mendengar penuturannya,aku melayangkan ingatan dan lagi-lagi membalik ke masa sepuluh tahun lalu.Memang betul aku pernah menjahili seorang cowok feminin.Namanya Jodi,lengkapnya Jodita pratama.Sangat feminin,bukan?
Si jodi ini anak seorang pengusaha toko bangunan,bapaknya oriental dan ibu jawa-manado.Makanya temanku yang satu ini juga parasnya agak mirip-mirip bintang film hongkong.Anaknya sih baik,cuman karena gayanya yang mellow gitu.Aku sering meledeknya di kelas karena urusan keteknya yang agak sedikit bau bawang putih.Sampai suatu waktu,kami pernah bertengkar di kelas karena aku mengatainya 'si jodi bau ketek'.Ia tak terima dan kami pun bertengkar mulut.
Dan ujung-ujungnya sebagai pelampiasan dendam,ketika ia be'ol di wc sekolah ku sembunyikan celana sekolahnya dibawah pohon pisang di taman belakang.Oh,iya si Jodi ini memang mempunyai kebiasaan aneh,jika ia buang hajat celananya pasti ia sampirkan diatas tembok wc.Selanjutnya,hampir bisa dipastikan.Si Jodi teriak-teriak dari kamar wc.Aku tersenyum-senyum sendiri jika mengingat peristiwa konyol itu.
"Kok,senyum-senyum sendiri,sih?"
"Nggak ada apa-apa,cuma aku heran darimana kamu tahu banyak hal tentang aku,nona?Perasaan kita belum pernah bertemu sebelumnya."
Mungkin karena terlalu bertele-tele.Akhirnya ia mengulurkan tangan ke arahku.Kusambut baik ajakan tulusnya.
"Jodita pratama."Ungkapnya dengan suara yang nge-bass.
Anjrit!!!
Aku kaget dan seakan tak percaya jika sosok yang kukira cewek ini ternyata jelmaan handuk bidadari.
"Elu,jodi??"Seruku asal-asalan.Kesan kaku yang kurasakan dari semenjak tadi terasa mencair.
"He'eh.."
Kuperhatikan seluruh penampakannya dari ujung rambut sampai ujung sepatu.Samar-samar aku bisa melihat sketsa wajah yang pernah aku kenal.
"Kok,elu bisa jadi kayak gini sih,bro?"
"Hus!jangan bilang 'bro',dong!"
"Hahaha...."
Aku geleng-geleng kepala ketika sadar bahwa masa sepuluh tahun cukup membuat seseorang berubah.
"Ceritanya panjang,tapi aku minta satu hal sama kamu.Jangan panggil aku dengan jodi lagi tapi Judita."Kata jodi alias judita.
"Oke deh oke,tapi untuk urusan itu..."Kataku sambil menunjuk kearah bawah tubuhnya.
"Udah gue make over abis!"
"Masya Allah!Maksud elu..udah diamputasi gitu!"
"Hmm,emang gue kena diabetes harus pake diamputasi,gila lu!"
Kami tertawa bareng sambil menuju ke arah cooffe shop.Meninggalkan trotoar yang menjadi saksi kunci pertemuan tak terduga barusan.Sepanjang sore itu kami mengobrol tentang pengalaman masing-masing setelah lulus sampai saat ini.Ah,dunia...dunia.
Tambahkan komentar anda untuk: